Beritakendari.com-Senin (30/5/2011) Bentrokan antar mahasiswa dan aparat kepolisian mewarnai aksi unjukrasa elemen mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, di gedung DPRD Konawe Utara, Senin pagi (30/5).
Bentrokan pecah saat proses dialog sedang berlangsung antara mahasiswa dengan Ketua DPRD, Rauf, dan sejumlah anggota dewan diaula gedung dewan. Dalam aksi itu, mahasiswa menuntut impicement dan pembatalan SK Bupati nomor 178 tahun 2011 tentang Pengangkatan Pejabat Struktural Eselon dua dan tiga lingkup Pemkab Konawe Utara.
Semula, dialog antara kedua belah pihak berlangsung datar, namun suasana forum seketika berubah memanas. Sambil memukul meja, para mahasiswa tiba-tiba saja berlompatan dari kursi mereka dan berupaya mendekati ketua DPRD, Rauf. Disaat bersamaan, amuk mahasiswa makin tak terkendali. Selain membanting kursi dan meja, para mahasiswa juga melempari kaca jendela kantor dengan kursi hingga pecah berantakan.
Melihat anarkisme kian tak terkendali, aparat kepolisian pun akhirnya mengambil langkah tegas menangkap beberapa mahasiswa. Saling pukul sempat terjadi antara para mahasiswa dengan polisi, sementara para anggota dewan asyik menonton dibaik mejanya masing-masing, walau ada beberapa yang berdiri karena khawatir terkena lemparan kursi.
Tiga mahasiswa kemudian digelandang keluar ruangan dan segera dibawa ke mobil polisi. Namun, tindakan pengamanan tiga mahasiswa ini sempat diwarnai tindak kekerasan polisi. Satu dari tiga mahasiswa yang ditangkap bahkan sempat mengalami luka pada bagian wajah dan hidung. Ketiga mahasiswa yang ditangkap itu yakni, Husni Ibrahim yang tak lain jenderal lapangan, dan dua peserta aksi lainnya masing-masing Armand dan Imran.
Kericuhan kembali pecah, lantaran para mahasiswa protes kepada aparat kepolisian atas penangkapan rekan mereka itu. Kapolres Konawe AKBP Hartoyo pun turun tangan dan harus berulang kali berupaya berdialog dan mencoba menenangkan mahasiswa. Setelah beberapa saat, suasana diaula gedung dewan pun terkendali.
Rupanya, mahasiswa punya alasan sehingga bersikap reaktif. Sudirman, salah satu pengunjukrasa itu mengungkapkan, jika aksi mereka ini sebagai kekesalan mereka atas sikap ketua dan sejumlah anggota dewan yang menolak untuk menandatangi lembaran berita acara yang mereka sodorkan, yang didalamnya memuat poin agar dewan bersama-sama mahasiswa menolak dan membatalkan SK Bupati Konawe Utara nomor 178 tentang pengangkatan pejabat eselon dua dan tiga dilingkup Pemda Konawe Utara.
“kami menyayangkan adanya insiden ini, karena kami hanya mau meminta kepada kalangan dewan untuk mendukung gerakan kami yang menuntut pembatalan SK Bupati Konawe Utara itu, tatapi kami justru diperhadapkan dengan tindakan refresif aparat kepolisian seperti ini,”kata Sudirman.
Suasana tegang akhirnya mereda setelah Ketua DPRD Konawe Utara, Rauf, membuka kembali proses dialog. Dihadapan mahasiswa, Rauf menegaskan jika dewan akan bekerja serius memproses tuntutan mahasiswa dan mulai besok dewan akan mulai bekerja guna mengkaji SK Bupati tersebut.
Setelah mendengar sikap dewan, para mahasiswa pun mengakhiri aksinya. Sementara tiga rekan mereka yang sebelumnya ditahan di kantor polisi setempat, segera dibebaskan setelah salah satu anggota dewan turun tangan memediasi dan melakukan negosiasi dengan Kapolres. [Az]